Wednesday, May 10, 2006

Recehan untuk Masjid - "Malaikat" kecil

Di kesempatan kedua, kebetulan sedang ke rumah kakak ipar di Jkt.  Kebetulan hari Jum'at.  Saya ajak anak kakak ipar yang masih kecil (3 tahunan) untuk bersama sholat Jum'at.  Di dompet ada, karena habis perjalanan, hanya ada sekitar 51 ribu an atau mungkin lebih sedikit.



Di dalam mesjid, setelah duduk tak lama kemudian kencleng mesjid bertamu di depanku.  Kusisipkan uang seribu ke dalamnya.  Satu hal yang tak kutahu, biasanya anak kakak iparku inilah yang memasukkan uang ke kotak amal, bila ia berangkat dengan bapaknya.  Ketika si kotak amal akan berlalu di depannya, segera Irsyad, namanya, menolehku dan meminta uang untuk isi kencleng.  Saya bilang nggak ada, habis uangnya.  Ia tak percaya!.  Dan setengah memaksa, meminta bukti dengan menunjukkan dompet.



"Iya deh.... masih ada". Sambil kutunjukkan dompetku.  Ia melihatnya, dan diambilnya uang satu-satunya itu, kemudian dimasukkannya ke dalam kotak amal itu.



Desiran angin dari luar masjid menyapa kulit wajahku, menelusuri setiap lubang pori-pori kulit tubuhku, menelisik perlahan menembus pada setiap sela daging dan tulang tubuhku.  Aku raih badannya, lebih erat disampingku.  "Terimakasih, Irsyad", Seruku dalam hati.  "Malaikat" kecil yang mengingatkanku agar tidak melanggar suara hati tentang uang terbesar dan terkecil.....  tak perlu tesa dan anti tesa. Semua ada ukurannya, kemana arahnya, dari mana, akan kemana, dan untuk apa. Tak usah takut siapa dan bagaimana akan mendapatkan rejeki dariNya. 



Esok harinya, setelah mengikuti kegiatan perusahaan, aku kembali pulang ke Surabaya.  Kuselipkan beberapa lembar di dompet.  Tas dibahu kucengkram erat-erat karena sisanya ada di sana.  Istriku tentu akan gembira membuka amplop sisanya.  Tidak ada tesa dan anti tesa tentang uang terkecil dan terbesar.  Ia datang dari tempat yang tak terduga..., puji syukur pada Allah Swt.

No comments: