Wednesday, May 10, 2006

Recehan untuk Masjid ....

Suatu kali, penceramah Jum'at "menyindir" bahwa jamaah yang datang ke masjid hanya mengeluarkan "uang terkecil" dari dompetnya.  Di rumah Tuhan itu, ketika sedekah atau amal diberikan, maka yang masuk kotak masjid tidak dipilih yang terbesar, hanya recehan saja... "Kenapa tidak yang terbesar", sudah begitu "miskin" atau "pelitkah" ummat beramal.



Agak sedikit tersentak juga, antara "kantuk" mendengar "ceramah" Jum'at yang menyeru kebaikan dan keinginan untuk cepat-cepat saja selesai ibadah ini.  Hati dan logika bergumul, atas sentilan yang kurang mengenakkan pendengar ini.



Untung, kencleng yang di depan, sudah lewat.  Jadi tak perlu lagi mengisi dengan "uang terbesar".  Apalagi, di dompet pun hanya sedikit uang tersedia.  Keperluan untuk hidup masih terlalu banyak, tak logis beramal, sedang sendiri pun tak terpuaskan.



Hari-hari berlalu, entah sudah berapa tahun lalu kejadian ini.  Yang kurasakan "aneh", uang di dompetku sering menjadi jauh lebih banyak dibanding masa sebelumnya sehingga tak ada alasan untuk memilih uang terkecil ketika tiba di rumahNya.  Tidak ada dikotomi "terbesar" dan "terkecil" lagi.  Tidak juga tesa dan antitesa.



Maha Suci Allah, Segala isi dunia milikNya.

No comments: