Thursday, September 07, 2006

Terhanyut oleh Keangkuhan...

Aku tak harus sesali, meski jelas ada penyesalan. Yah… waktu itu, kawan sejak masa usia remaja berkunjung ke rumah (JS dan AR). Ini untuk kesekian kalinya kami saling berkunjung sejak lebih dari 20 tahun meninggalkan seragam abu-abu. Perjalanan yang sebenarnya tidak terlalu panjang, namun juga seperti halnya terminal. Peristiwa demi peristiwa berganti-ganti. Orang datang dan berlalu, naik kendaraan ke ragam tujuan. Itu juga pertemanan. Kali itu, kedatangan teman sejak lama ini, dalam sebuah obrolan, berkata : “Kenapa ya Gor, aku kok tidak pernah merasa rindu pada persahabatan?”. Kata ini sebenarnya sudah beberapa kali diungkapkan, dan sebenarnya tidak begitu kupedulikan. Toh kita sering bertemu, jadi aku rasa itu hanya sekedar “word” tanpa makna. Hanya, mungkin karena situasi, saat itu aku menjawabnya :”Entahlah, aku sih rasanya nggak begitu. Selalu ada timbal balik dan tidak mungkin berjalan di satu pihak saja.”. Kemudian mulutku rasanya lebih terkunci, sehingga keramahtamahan menjadi barang langka. Ada sesuatu yang mengalir dalam urat darahku, kemudian membeku.

Waktu berjalan terus….
Selalu ada kerinduan kecil pada persahabatan dan pertemuan-pertemuan yang mengenangkan pada saat kita sama-sama tidak berarti tapi penuh asa dan gelora (dan sampai sekarang pun begitu). Namun, aku terpaksa menyimpannya dalam hati, persahabatan itu rasanya putus, seperti layangan putus, seperti terminal-terminal yang kukunjungi, seperti berlalunya nafas, seperti itu pula kehidupan….

No comments: