Monday, June 12, 2006

Kesabaran di Jalan Raya

Menjengkelkan. Rasanya sumpah serapah hendak keluar dari mulutku. Mobil di depan, mentang-mentang bagus dan mewah, menyalib dari kanan secara serampangan. "Aku hendak susul lagi," teriakku dalam hati. Gas mulai kutekan lebih kencang. Namun, tiba-tiba kesadaranku muncul lagi. "Nggak ada gunanya bergagah-gagahan di jalan raya". Aku kurangi lagi kecepatan, dan biarkan mobil yang menyalib itu melewati mobil yang kukendarai.
Tidak dinyana, dari sebelah kiri mobil, seorang pengendara motor juga dengan gagahnya menyalib mobilku. Lebih cepat malah dari mobil mewah di samping kananku. Detik yang hampir bersamaan antara motor di kiri dan mobil di kanan. Tabrakan tak terhindarkan. Mobil yang menyalib tadi menabrak motor yang menyalib dari kiri. Tidak terlalu parah kejadian yang persis di depanku ini. Tampaknya, bagian motor tadi ditabrak dan kena bemper mobil mewah itu.
Aku terhenyak sejenak. Seandainya tadi aku menekan gas lebih kencang agar tidak disusul mobil mewah itu, boleh jadi kejadiannya akulah yang menabrak motor itu. Alhamdulillah, kesabaran datang seperti menyiram panasnya hati. Tak perlu tergesa-gesa dan merasa gagah di jalan raya. Sejenak kulihat pengendara motor itu bangun kembali, tapi motornya jauh lebih parah dari pengendaranya. Supir mobil mewah itu juga turun, air radiotornya kelihatannya bocor tertumpah ke jalan. Mobil-mobil di belakangku membunyikan klakson sekeras-kerasnya. Perjalanan kuteruskan dengan sedikit menepi. Seandainya saat itu tidak kukurangi kecepatan, cerita nestapa itu boleh jadi menimpaku. "Terimakasih Tuhan," seruku setengah berbisik, seolah berbangga karena orang lain yang malah tertimpa musibah (astagfirullah...)....

No comments: