Sunday, June 11, 2006

Mengikuti rombongan pejabat...

Motor polisi itu dengan gagahnya melewati mobil yang kukendarai, dengan tangan kirinya menyuruhku berjalan lebih kepinggir atau berhenti. Begitulah, aku menepikan kendaraan. Pejabat negara akan lewat. Tak lama kemudian, memang di antara raungan kendaraan satu mobil pejabat lewat. Beberapa kendaraan lain, menyusul di belakangnya. Tampaknya, yang lain hanya ikut-ikutan rombongan itu. Memanfaatkan kesempatan untuk mengikuti abdi negara di depannya. Mobil di depanku juga tampaknya memanfaatkan kesempatan itu. Di tengah antrian yang padat, kehadiran mereka mampu menyeruak batas-batas antrian masih dapat dimanfaatkan untuk mempercepat tiba ditujuan. "Ayo, kita ikuti saja mereka", seru salah seorang penumpang yang bersamaku. "Ogah ah". Aku sejenak ingin menggunakan kesempatan ini, di sisi lain, ada perenungan lain. Kalau pejabat yang barusan lewat itu betul-betul sedang menjalankan tugas negara, maka kesempatan yang kupakai untuk mengikuti iring-iringan itu pada dasarnya adalah memanfaatkan fasilitas yang bukan hakku dan mengurangi kesempatan kendaraan lain yang sesungguhnya memiliki hak yang sama. Tapi, kalau mereka itu memanfaatkan fasilitas negara yang seharusnya tidak mereka gunakan, kecuali untuk kepentingan dinas serta sesuai dengan jabatan serta tanggung jawabnya, maka jika aku mengikutinya mereka, maka aku benar-benar akan sama hinanya dengan para pejabat itu. Polisi pengawalnya akan tidak lebih tidak kurang, hanya menjadi abdi pejabat yang berharap mendapatkan sesuap tambahan nasi. "Ah...", gumanku dalam hati :"aku memang tidak seperkasa mereka itu. Tapi aku juga tak mau serendah itu untuk memanfaatkan hak-hak umum yang tidak seharusnya". Mobil kemudian kujalankan kembali, seperti biasa saja. Sirene mobil dan motor polisi itu sudah semakin jauh. Semakin jauh, semakin tentram juga hati ini.

No comments: