Friday, August 25, 2006

Sukses Pembakaran Hutan

Saya tidak begitu memahami kebutuhan untuk membakar hutan, untuk membuka lahan pertanian dan asap yang setiap tahun memenuhi udara negeri tetangga dan daerah-daerah di Indonesia. Akhir Agustus 2006 ini ada 17 ribu titik api. Saya sependapat bahwa, membakar hutan untuk membuka lahan adalah yang paling praktis dan mudah. Yang tidak sependapat adalah, masyarakat tradisional yang melakukannya. Sejak dari dulu pun, mereka itu tidak serakah. Mereka membakar dengan kearifan tersendiri. Yang mengotori tentunya adalah perkebunan besar, perusahaan penebangan hutan suaka dan hutan lainnya. Sayang isunya selalu dilarikan ke penduduk yang hanya bisa menggarap sepetak lahan. Saya sependapat dengan Pemerintah bahwa pembakaran hutan itu cara terbaik dan memberikan keuntungan untuk sejumlah oknum pelaku maupun perusahaan. Pemadaman kebakaran diperlukan, karena asap menganggu, berita media pers menganggu sehingga diperlukan upaya meredam, seolah kita bersungguh-sungguh memadamkan api. Tadi malam di Metro TV (25 Agustus 06), Direktur Walhi bilang :"Tahun lalu ada 178 perusahaan yang dideteksi melakukan pembakaran hutan, DAN TAK SATUPUN YANG DIKENAI HUKUMAN ATAU DENDA". Jadi sudah sangat jelas, pembakaran hutan itu adalah hajat hidup pemerintah dan pelumas bisnis. Yah, semoga saja masih ada sisa untuk anak cucu kelak. Sampai suatu saat, tak ada lagi air untuk diminum, tak ada lagi pohon untuk dibakar dan ditebang. Yang juga jelas, minyak yang dipakai di rumah setiap hari untuk memasak ikut memberikan kontribusi terhadap pembakaran hutan.

No comments: